Wednesday, April 1, 2015

TRANSLATION WORKSHOP

(Indonesian-English)
Exercise 4-Text of Linguistics


Kata linguistik berasal dari bahasa latin lingua yang berarti ’bahasa’. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Dalam bahasa Perancis ada tiga istilah untuk menyebut bahasa yaitu:
  • Langue: suatu bahasa tertentu. 
  • Langage: bahasa secara umum.
  • Parole: bahasa dalam wujud yang nyata yaitu berupa ujaran.
Ilmu linguistik sering juga disebut linguistik umum (general linguistics). Artinya, ilmu linguistik tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya, yang dalam peristilahan Perancis disebut langage. Pakar linguistik disebut linguis. Bapak Linguistik modern adalah Ferdinand de Saussure (1857-1913). Bukunya tentang bahasa berjudul Course de Linguistique Generale yang diterbitkan pertama kali tahun 1916.



TRANSLATION WORKSHOP
(Indonesian-English)
Exercise 4-Text of Linguistics


The word “linguistic” is derived from latin, lingua which means ' language '. Linguistics is the study of language or the science that makes the language as an object of its studies. In French there are three terms to describe the language which are:
• Langue : a particular language .
• Langage: language in general.
• Parole: language in real forms which is real speech.

Linguistics is often called General Linguistics . Which means that the science of Linguistics does not only concern in language, but rather examine the ins and outs of language in general, which in French terminology is called langage. Linguistic experts are called as linguists. The father of modern Linguistics was Ferdinand de Saussure (1857-1913). His book on language  was entitled Course de Linguistique Generale, was first published in 1916.

Equivalence Typology



1. Equivalence at Word Level
No
Source Language
Target Language
1.
Hurt
Menyakiti
2.
Shiny
Bercahaya
3.
Wriggling
Menggeliat
4.
Phrase
Frasa
5.
Sulky
Merajuk

2. Equivalence above Word Level

No
Source Language
Target Language
1.
True enough
Memang
2.
Sunbeam
Cahaya Matahari
3.
Tooth and nail
Mati-matian
4.
Bucketful
Seember
5.
Sweep off
Membuka

3. Grammatical Equivalence

No
Source Language
Target Language
1.
Hunched
Membungkukkan
2.
Standing
Berdiri
3.
Called
Menelfon
4.
Began
Mulai
5.
Turned
Mengubah

4. Textual Equivalence

No
Source Language
Target Language
1.
They never took anything off of anybody, they get along on what they have.
Mereka tidak pernah mengambil apapun dari siapapun, mereka telah tercukupi dengan apa yang mereka miliki.
2.
“He doesn’t look like a trash”, said Dill.
“Dia tidak terlihat seperti sampah”, kata Dill
3.
Ground, sky, and houses melted into a mad palette, my ears trobbed, I was suffocating.
Bumi, langit dan rumah meleleh menjadi palet warna liar, telingaku berdenyut, nafasku sesak.
4.
My scalp jumped. Uncle Jack was a prince of a fellow not let me down.
Kulit kepalaku melompat. Paman Jack adalah pangeran yang tidak pernah mengecewakanku.
5.
John looked at him as if he were a three-logged chicken or a square egg.
John memandang Ewell seolah-olah dia adalah seekor ayam berkaki tiga atau telur segiempat.

5. Pragmatic Equivalence

No
Source Language
Target Language
1.
Boom
Duar
2.
Bam-bam-bam
Buk-buk-buk
3.
Hay-e-hay-e-hay-ey
Hei-i-hei-i-hai-i
4.
Pink-pink-pink
Ting-ting-ting
5.
Punk-punk-punk
pang-pang-pang

Monday, March 23, 2015

DATA OF TRANSLATION UNIT



Unit
Source Text
Target Text
Word
1. Sidewalk
1. Trotoar
2. Saged
2. Melesak
3. Slop
3. Lumpur
4. Druthers
4. Pilihan
5. Unsuccessfully
5. Tanpa hasil
6. Trying
6. Mencoba
7. Melted
7. Meleleh
8. Understood
8. Memahami
9. Trash
9. Sampah
10. Dropped
10. Merendah
Phrase
1. Get along
1. Tercukupi
2. Sure sign
2. Tanda pasti
3. An acid tongue in her head
3. Lidahnya tajam
4. Sort of Like
4. Seperti
5. Look like trash
5. Kelihatan seperti sampah
6. His face killed my joy
6. Wajahnya mematikan keceriaan
7. Black as ink
7. Sehitam tinta
8. Fist-fight
8. Adu tinju
9.  Stood as much guff
9.  Omong kosong
10. Bowed to the inevitable
10. tidak ikut campur
Sentence
1.  I tried to climbing into Jem’s skin and walk arround in it.
1.  Aku mencoba menempatkan diriku dalam posisi Jem dan menyelami perasaannya.
2. The alarm clock was the signal for our release.
2.  Jam beker adalah tanda kebebasan kami.
3. It  tasted like cotton.
3. Rasanya seperti kapas.
4. Uncle Jack was a prince of a fellow not late me down.
4. Paman Jack adalah pangeran yang tidak pernah mengecewakanku.
5. Her hand was wide as a bed slat and twice hard.
5. Tangannya selebar rangka tempat tidur dan dua kali lebih besar.
6.  I was a ham.
6.  Aku jadi daging asap. 
7. His voice was like the winter wind.
7. Suaranya seperti angin musim dingin.
8. She looked and smelled like a peppermint drop.
8. Penempilan dan wanginya seperti permen peppermint.
9. My hearth sank.
9. Hatiku melesak.
10. We followed his finger with sinking hearts.
10.Kami mengikuti jarinya dengan hati tenggelam.

Wednesday, March 18, 2015

Indonesia Dalam Krisis Kepatuhan Hukum - Indonesia in Law Compliance Crisis


Oleh : Drs. M. Sofyan Lubis, SH.

By : Drs. M. Sofyan Lubis, SH

Budaya hukum sangat erat hubungannya dengan kesadaran hukum dan diwujudkan dalam bentuk prilaku sebagai cermin kepatuhan hukum di dalam masyarakat. Di dalam budaya hukum itu dapat dilihat suatu tradisi prilaku masyarakat kesehariannya yang sejalan dan mencerminkan kehendak undang-undang atau rambu-rambu hukum yang telah ditetapkan berlaku bagi semua subyek hukum dalam hidup berbangsa dan bernegara. Di dalam budaya hukum masyarakat dapat pula dilihat apakah masyarakat kita dalam kesadaran hukumnya sungguh-sungguh telah menjunjung tinggi hukum sebagai suatu aturan main dalam hidup bersama dan sebagai dasar dalam menyelesaikan setiap masalah yang timbul dari resiko hidup bersama. 

Diambil dari : http://www.kantorhukum-lhs.com/artikel?hukum=indonesia-dalam-krisis-kepatuhan-hukum



Legal culture is closely related to legal awareness and is realized into behavior as manifested in the form of legal compliance in society. In the legal culture we can see daily people’s behavior tradition which is in line and reflects the will or guidelines of the laws which has been set for all legal subjects in the life of nation and state. In the legal culture of society can also be seen whether or not our society in their legal consciousness has applied the law in their life and as a basis to resolve any issues arising from the risk of living together.

Taken from : http://www.kantorhukum-lhs.com/artikel?hukum=indonesia-dalam-krisis-kepatuhan-hukum





TRANSLATION WORKSHOP (Indonesian-English) Exercise 4-Text of Linguistics Kata linguistik berasal dari bahasa latin lingua yang be...